«

Film: Hafalan Shalat Delisa (2011)

»

"Hafalan Shalat Delisa" bercerita tentang Delisa, 6 tahun, tinggal bersama ibunya yang ia panggil Ummi serta ketiga kakaknya, Cut Fatimah (15 tahun) dan si kembar Cut Aisyah dan Cut Zahra (12 tahun). Ayah mereka Abi Usman bekerja di kapal tanker dan pulang setiap tiga bulan sekali. Delisa berusaha keras menghafal bacaan shalat, bukan hanya untuk ujian hafalan, tapi juga karena iming-iming hadiah kalung emas dari Ummi.

Pagi 26 Desember 2004 Delisa sedang di muka kelas untuk ujian hafalan shalat. Ummi menunggu di luar kelas. Tiba di penghujung kalimat hafalan shalatnya, tsunami datang. Ujung air menghantam tembok sekolah. Ibu guru Nur berteriak panik. Tubuh Delisa terpelanting. Delisa megap-megap.

Enam hari kemudian, Prajurit Smith dari Amerika Serikat menemukan Delisa tersangkut semak belukar berbunga putih empat kilometer dari sekolahnya. Dengan seluruh tubuh penuh luka, kaki koyak bernanah, kelaparan, kepanasan, kedinginan, Delisa tidak sadarkan diri. Segera ia diterbangkan dengan helikopter menuju Kapal Induk John F Kennedy.

Ia tak tahu bahwa umminya hilang entah kemana. Kedua kakak kembarnya ditemukan mati berpelukan. Kakak tertuanya dikubur tiga hari setelah bencana. Rumahnya rata dengan tanah. Lapangan bola tempat ia biasa bermain rata. Sekolahnya hanya tinggal pondasi tiang bendera. Ayahnya masih nun jauh di tengah lautan Kanada. Ia benar-benar sendirian. Dan yang lebih mengerikan lagi, ia tak tahu bahwa ketika sadar ia benar-benar lupa bacaan shalatnya.


Keyword: Armantono, Chand Parwez Servia, Chantiq Schagerl, Drama, Fathir Muchtar, Gina Salsabila, Hannah Al Rashid, Indonesia, Loide Christina Teixeira, Mike Lewis,



Komentar