«

Film: oo Nina Bobo (2014)

»

Seorang ibu, bapak, dan anak perempuannya yang berumur enam tahun ditemukan tak bernyawa di sebuah rumah. Hanya anak laki-laki bernama Ryan, yang saat itu berumur tujuh tahun, selamat. Sejak saat itu Ryan mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dan dirawat di panti. Kondisi emosinya labil dan seringkali mengalami mimpi buruk. Perlahan, Ryan menutup dirinya dan bersikap seakan-akan lupa terhadap semua peristiwa tersebut.

Lima tahun kemudian hadirlah Karina, psikiater yang sedang mengambil tesis S2, dan menjadikan Ryan sebagai obyek penelitiannya. Sekalipun Ryan dianggap normal dan siap dikeluarkan dari panti, namun Karina ingin melakukan eksperimen terakhir. Dia ingin mengajak Ryan kembali ke rumahnya yang lama. Karina yang sangat percaya pada teori bahwa cara paling efektif untuk mengatasi PTSD adalah mengajak korban ke lokasi aslinya dan dia harus belajar menghadapi situasi yang bisa memancing traumanya.

Sekalipun banyak yang mengkhawatirkan perawatan ini, Karina bersikeras bahwa dia bisa melakukannya. Jika Ryan tetap bersikap normal, maka berarti Ryan memang sudah berhasil menghadapi traumanya. Karina bersikap skeptis saat diingatkan oleh Bams, sahabatnya, bahwa berdasarkan pegakuan Ryan di awal-awal pemeriksaan, ada kemungkinan kerterlibatan makhluk lain yang berada di rumah tersebut yang menjadi penyebab kematian.

Di dalam rumah tersebut, pada awalnya Ryan menunjukkan perilaku yang normal, namun hari ke hari sikap Ryan berubah. Ia menjadi berjarak, misterius dan aneh. Hubungannya menjadi jauh dengan Karina. Ketika suatu malam, Ryan mengalami mimpi buruk dan mengigau, Karina meniru apa yang dulu sering dilakukan ibu Ryan dengan menyanyikan lagu Nina Bobo.

Lagu Nina Bobo tersebut "menghidupkan" segala sesuatu yang ada di dalam rumah tersebut. Sesuatu yang membuat keluarganya terbunuh, enam tahun lalu. Dan kali ini, dia mengancam hidup Karina guna menuntaskan apa yang belum sempat diselesaikannya lima tahun sebelumnya.


Keyword: Agung Maulana, Daniel Topan, Firman Ferdiansyah, Gope T Samtani, Herry Noegroho, Horror, Indonesia, Jose Poernomo, Mega Carefansa, Rapi Films,



Komentar