«

Acha Septriasa Memperdalam Penyutradaraan?

»

Acha Septriasa berhasil mengukuhkan diri sebagai salah satu aktris paling dicari di dunia film Indonesia. Film-film yang laris dan sebuah Piala Citra (untuk film Test Pack) semakin memperkuat itu. Namun, menurut Acha, profesinya sebagai aktris memberikannya lebih dari sekadar jadi bintang. Lewat terlibat dalam berbagai proyek film, Acha justru makin tertarik pada keseluruhan proses produksi film.

"Aku nggak belajar akting secara formal, justru otodidak aja. Tapi, ternyata ini sebuah proses yang menyenangkan. Kalau biasanya kita lihat film atau TV udah jadi aja, waktu aku terjun langsung ke dunia film ada berbagai unsurnya. Menurut aku itu sangat menarik sekali. Ternyata prosesnya indah banget.," ujar Acha.

Ketertarikan itulah yang membuat aktris yang segera merilis film Nada untuk Asa ini kukuh untuk berkecimpung di dunia film. Itu pula yang mendorongnya untuk selalu bersemangat dalam menjalankan bagiannya sebagai seorang pemeran.

"Makanya setiap aku dapat skrip baru, kayak dapat hadiah. Itulah yang aku pupuk terus dalam diri aku. Ketika memutuskan untuk jadi aktris, bukan lagi sekadar hobi yang menguntungkan, tetapi aku akan berbakti terhadap profesi aku, dan maunya selalu tampil optimal dari film ke film," ungkap wanita kelahiran Jakarta, 1 September 1989 ini.

Sukses menjadi aktris yang laris, Acha mulai melayangkan pandangannya ke balik layar, khususnya sebagai sutradara. Acha sebelumnya sudah mencoba jadi sutradara lewat segmen "Firasatku" di film omnibus Aku Cinta Kamu, rilis tahun 2014 kemarin. Dalam film roman tersebut, Acha juga jadi salah satu pemerannya. Rupanya, pengalaman itu membuat Acha ketagihan, sehingga mendorongnya untuk mulai mempersiapkan debut penyutradaraan film panjang.

"Skenarionya udah jadi tapi belum final draft. Aku juga sudah pitching ke beberapa produser, tapi belum diputuskan yang mana," ungkap Acha.

Selain untuk menjajal profesi selain akting, menjadi sutradara juga diharapkan menjadi pembuktian Acha di bidang film. Hal ini mengingat selama satu dekade terjun ke dunia film, Acha lebih akrab dengan peran tokoh-tokoh yang cenderung manis dan melankolis, seperti bisa dilihat di film Heart, Love, hingga 99 Cahaya di Langit Eropa. Untuk film garapannya, Acha justru ingin menantang diri dengan menggarap sebuah film komedi.

"Ide ceritanya dari aku pribadi, kebetulan juga aku ajak Alex Abbad untuk bantu bikin skripnya, dan Alex 'kan juga dikenal punya ide-ide yang unik, lucu tapi cerdas. Jadinya, menurut aku kalau aku berhasil menyutradarai komedi pasti jadi breakthrough," jelas Acha.


Keyword: Nada Untuk Asa, 99 Cahaya Di Langit Eropa, Aku Cinta Kamu, Ketika, Heart, Komedi, Indonesia, Acha Septriasa, Alex Abbad, Bintang, Ang,




Komentar