"Ghandaru" mengisahkan tentang perjuangan seorang anak bernama Ghandaru dan kelompoknya yang berupaya untuk menghilangkan pungutan liar di lingkungan pendidikan.

Budaya pungutan liar atau pungli di sekolah Ghandaru makin menjadi. Memang tidak semua guru melakukan itu. Namun yang dikhawatirkan, semua guru menjadi permisif dalam meminta uang kepada siswa dengan alasan yang tidak jelas. Ujungnya, nilai rapor tidak lagi ditentukan oleh prestasi, tetapi oleh bayaran tak resmi siswa kepada guru.

Pak Roni selaku kepala sekolah mendapat setoran yang lumayan dari tiga sekawan guru culas di sekolah itu: Guru agama Pak Dogol, guru ekonomi Bu Tia, dan guru olahraga Pak Tera.

Ghandaru yang resah kemudian menggalang kekuatan dengan menghubungi teman-teman eks OSIS dan Rohis serta pengurus organisasi yang masih aktif. Sebagai mantan ketua OSIS, Ghandaru ingin menghentikan budaya jelek di sekolahnya itu.

Awalnya, tak semua siswa setuju dengan langkah Ghandaru yang membuat petisi dan melaporkan para oknum guru kepada kepala Dinas Pendidikan. Bahkan, ada kawan mereka yang nyaris baku hantam lantaran itu.

Untungnya, support dari siswa kelas III eks pengurus OSIS dan Rohis, menjadi darah segar bagi gerakan bersih sekolah dari pungli ini.

Ghandaru dan kawan-kawannya seperti Danang, Fajrun, Erwin, Novish, Naima, dan Ayu, dibantu Ketua Rohis Azmi, Ketua OSIS Rahmat, dan Ketua Keputrian Rohis Nana, kemudian bergerak bersama.

Langkah mereka kemudian didukung sebagian besar siswa. Namun, kepala sekolah dan para oknum guru mencium gelagat ini. Ghandaru dkk kemudian diintimidasi. Mereka diminta menghentikan semua aktivitas penggalangan dana.

Ghandaru dkk bergeming. Mereka tetap maju meski ada ancaman dikeluarkan dari sekolah.

Setelah lembar dukungan, rekaman suara guru yang meminta uang pungli berkedok infak, dan berkas lainnya lengkap, Ghandaru cs melapor. Laporan diterima dengan baik dan ditindaklanjuti.

Para oknum guru pun disidang. Mereka membantah. Kemarahan Pak Roni, Pak Dogol, dan Pak Tera kepada Ghandaru dkk pun tak tertahan. Anak-anak pemberani ini kemudian diintimidasi. Ghandaru sampai ditampar Pak Dogol.

Informasi kekerasan yang dialami anak-anak ini kemudian sampai kepada kepala Dinas Pendidikan Pak Fauzi.

Ia kemudian mendatangi lagi oknum guru dan kepala sekolah, tepat saat mereka sedang mengintimidasi Ghandaru cs. Alih-alih mengeluarkan anak-anak antikorupsi ini dari sekolah, para oknum guru culas itu yang kemudian didepak dari sekolah.