«

Film: Puisi Tak Terkuburkan (1999)

»

Kisah nyata seorang penyair didong, Ibrahim Kadir (Ibrahim Kadir), ketika dipenjara tahun 1965 di Tanah Gayo, Aceh. Pengalaman-pengalaman selama 22 hari di dalam penjara itulah yang diceritakan, sampai saat ia dilepaskan karena ternyata salah tangkap. Film ini bagaikan potongan-potongan pengalaman yang sangat menekan dan sarat derita. Tugas Ibrahim--antara lain--adalah mengarungi kepala rekan-rekan sepenjara yang entah dibawa ke mana, dan tak pernah kembali lagi. Ditembak mati, tanpa kejelasan pengadilannya.

Mereka yang dipenjara juga tak tahu kapan atau apakah mereka juga akan mendapat giliran mereka untuk dieksekusi. Suasana menunggu menjadi tak jelas juntrungannya. Dalam suasana demikian ini, Ibrahim Kadir masih sempat mencipta puisinya. Reaksi berlain-lainan muncul pula dari mereka yang terpenjara itu, maupun dari wanita-wanita yang bekerja di dapur penjara.


Keyword: Amak Baldjun, Aty Cancer, Berliana Febrianti, Drama, El Manik, Ella Gayo, Fuad Idris, Garin Nugroho, Ibrahim Kadir, Indonesia, Jose Rizal Manua,



Komentar