Country

Film: Aku, Dia dan Mereka (2002)

Kisah persahabatan Tiara (Wani Siregar), Hans (David Hilman), Nina (Pingkan Machmud) dan Jo (Chilia Djaya) yang bermukim di Melbourne, Australia. Persahabatan mereka berubah ketika Tiara pulang ke Jakarta dan meninggalkan pacarnya, Rama (Rahmat Dunggo). Jo dan Rama berselingkuh. Tiba-tiba Tiara pulang ke Australia, maka pertengkaran terjadi....


selengkapnya



Film: Setelah 15 Tahun (2013)

Apa pendapat orang-orang yang turut berperan dalam gerakan Reformasi 1998 setelah 15 tahun berlalu? Apakah gagasan yang mereka perjuangkan dulu telah terwujud? Adakah perubahan sosial, politik, dan ekonomi setelah Soeharto tumbang 15 tahun berlalu. Setelah 15 Tahun menjalin kumpulan wawancara para aktivis 98 berikut data-data yang disampaikan oleh narator untuk mencoba menjawab apa yang terjadi setelah 15 tahun Reformasi 1998 berlalu....


selengkapnya



Film: Tragedi Jakarta 1998: Gerakan Mahasiswa di Indonesia (2002)

Setelah jatuhnya Presiden Soeharto pada Mei 1998, gerakan mahasiswa di Indonesia harus menghadapi represi militer / polisi ketika memperjuangan reformasi. Karena mengalami penindasan dan kekerasan itulah, gerakan mahasiswa menjadi lebih brutal. Mereka pun menantang militer di jalan-jalan. Film dokumenter ini menghadirkan rekaman saksi mata yang mencekam dan menginspirasi dari beberapa bentrokan paling dramatis dalam sejarah gerakan mahasiswa....


selengkapnya



Film: 5 Sehat 4 Sempurna (9 Sahabat 1 Taruhan) (2002)

Sebuah banyolan seperti film-film Warkop. Film ini dimulai dengan adegan vulgar: adu kentut antara ayah dan anak. Kisahnya tetang sembilan sahabat yang saling bertaruh untuk memperebutkan tiket ke Malaysia. Lima pemuda yang merasa dirinya tidak sehat bertaruh melawan empat perempuan yang merasa tidak sempurna.Grup perempuan yang diwakili Julia (Rena Tabitha) harus berhasil mengencani penyanyi asal Amerika, John Doe, sementara grup laki-laki yang diwakili Danny (Fathir Muchtar) ditantang untuk ke...


selengkapnya



Film: Kafir (Satanic) (2002)

Kuntet (Sudjiwo Tejo) berprofesi sebagai dukun santet. Ia menjual jasa ke berbagai lapisan masyarakat. Hasil kerjanya membuat kehidupannya mewah, tapi tidak memberi kebahagiaan istri dan anaknya yang dikucilkan dalam pergaulan masyarakat. Kemudian terungkap bahwa untuk mendapatkan "ilmu", Kuntet harus menyerahkan nyawa kepada gurunya.Apalagi saat dia ingin mencapai keabadian. Kematian anak-anak di kampungnya membangkitkan kecurigaan warga, meski sulit dibuktikan. Kuntet bisa meredam kemarahan ma...


selengkapnya