Film: Sang Murabbi: Mencari Spirit yang Hilang (2008)

Ini adalah film biografi tentang almarhum KH Rahmat Abdullah (1953-2005). Kisah dimulai dengan tuturan ibunya yang mengatakan bahwa sejak kecil cita-cita Rahmat hanya jadi guru. Cita-citanya ini terwujud dan bahkan menjadi ustad yang terkenal. Dalam perjalanan kariernya ini, terlukis juga dalam film kondisi yang tidak selalu menguntungkan: Peristiwa Tanjung Priok, kecurigaan masyarakat terhadap ajaran-ajaran yang diberikan, hingga muncul tuduhan bahwa dia memberikan ajaran sesat. Ia lalu juga te...


selengkapnya



Film: Traffic Jam (2008)

Jalanan kota besar. Mobil-mobil terjebak dalam macet. Enam orang yang terperangkap dalam kungkungan sepeda motor dan kendaraan-kendaraan lain mulai merasa geram dan gelisah. Lalu satu per satu kejadian mulai bermunculan....


selengkapnya



Film: Kucing 9808, Catatan Seorang (Mantan) Demonstran (2008)

April 1998 Wisnu "Kucing" Suryapratama dikenal sebagai salah satu aktivis KA KBUI (Kesatuan Aksi Keluarga Besar UI). Dia adalah koordinator acara Posko KA KBUI yang mengatur jalannya hampir semua aksi demonstrasi KBUI dari awal sampai akhir. April 2008, seorang Wisnu sekarang telah menjadi bapak, pekerja film freelance, suami dengan segala kesibukan pribadinya. Masih adakah sisi demonstran dalam dirinya?...


selengkapnya



Film: A Letter of Unprotected Memories (2008)

Lucky Kuswandi mengajak kita serta ke dalam sebuah perjalanan personal yang dialaminya ketika Imlek kini menjadi "tanggalan merah". Perayaan hari istimewa itu senantiasa membawanya kembali ke masa kecilnya saat perayaan Imlek masih dilarang, dan beragam keunikan perayaan Imlek di kalangan terdekatnya, baik dulu maupun sekarang, serta pertanyaan besar yang terus diajukannya tiap kali Imlek tiba.*) Selama 33 tahun, perayaan Imlek dilarang di Indonesia berdasarkan Inpres No. 14/1967, yang baru dica...


selengkapnya



Film: Jangan Bilang Aku Gila! (2008)

Suharto dan Rufiana menderita penyakit jiwa dan menjadi pasien di Pesantren Al-Gahfur, Bondowoso. Setelah dinyatakan sembuh, Rufiana menikah dan mempunyai anak, sementara Suharto memilih untuk tinggal di Al-Gahfur dan bekerja di sana. Baik Suharto maupun Rufiana tetap merasa bahwa keluarga, terlebih lagi masyarakat, sulit untuk menerima mereka kembali....


selengkapnya